Styles[Sequel To Last December]
  • Reads 147,341
  • Votes 13,034
  • Parts 32
  • Reads 147,341
  • Votes 13,034
  • Parts 32
Complete, First published May 25, 2014
[FINISHED]

Disini kami dipertemukan lagi. 
Clastta masih dengan ocehan kedua anaknya itu, tersenyum tetapi tidak. Kesedihannya tidak terlihat. Layaknya, dia tidak kenapa-kenapa.
Tetapi, semuanya berubah semenjak siang itu.
Semuanya terbongkar.
Dilihatnya, lelaki itu menggandeng seorang perempuan. Cantik, dan sangat terkenal.
Perfect. Pikir Clastta.
Dan di hari itu juga, kesedihannya baru terlihat.
Kesedihan yang ia sembunyikan selama ini.
Akankah mereka kembali bersama lagi atau malah, berpisah untuk selamanya?



"This story mean 'us' and if 'us' is gone, that's the end of the story."
All Rights Reserved
Sign up to add Styles[Sequel To Last December] to your library and receive updates
or
#94niall
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
SAD WIND [completed] cover
Too Young [Complete] cover
OLIVIA - Sang Belahan Jiwa (TELAH TERBIT) cover
OUR SECRET (SKYNANI X PONDPHUWIN)  cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
Kesayangan Bunda cover
Million Dollar (REPOST) cover
Rafa [End💗] cover
The Billionaire's Cinderella cover
𝐒oerabaja, 1730 cover

SAD WIND [completed]

16 parts Complete

Aku membuka mataku pelan-pelan. Kutemukan sepasang manik hazel mensejajari manik coklat gelapku. Pelan-pelan ia tersenyum. Matanya masih menatapku sedangkan aku sudah mengerjap beberapa kali. "Apa kamu bahagia?" tanyanya setengah berbisik. Pertanyaan yang sederhana, tapi lidahku kelu begitu saja, tak mampu mengeluarkan jawaban apa-apa. Aku menunduk sambil menepikan surai hitamku ke belakang daun telinga. Sepasang Vans navy-nya masih berada tepat di depan sepasang balet abu-abuku. "Apa kamu tidak ingin jatuh cinta lagi dan bahagia?" tanyanya sekali lagi, membekukanku lagi. Pelan-pelan wajahnya mendekat. Aku bisa mencium aroma mint yang selalu hinggap di bahunya. Tapi lekas sepasang balet abu-abuku bergerak mundur. "Cinta dan bahagia adalah dua hal yang berbeda. Aku mencintainya, meskipun tidak bahagia," kataku pelan, seraya menatap matanya dalam. Ia mendengus sambil tertawa pelan. "Kamu--" "Tidak," potongku cepat. "Dia membuatku bahagia, kadang-kadang," lanjutku, dan sesaat kemudian kakiku memutar arah. Aku berjalan meninggalkan pantai, meninggalkan sepasang Vans navy-nya, meninggalkan sepasang manik hazelnya, juga raut wajahnya yang berusaha kulenyapkan dari kepalaku. Ya, aku bahagia. Aku bahagia berjalandi tepi pantai bersamanya. Tapi ada seseorang yang tak bisa kutinggalkan.