Menunggu Pukul 13:00
  • Reads 74
  • Votes 7
  • Parts 3
  • Reads 74
  • Votes 7
  • Parts 3
Ongoing, First published Nov 27, 2018
Menunggu.
   Aku pandai dalam hal  menunggu dan pasti akan menunggu, yg aku takutkan adalah kenyataan bahwa ketika suatu hari nanti aku tdk harus menunggumu lagi.
 
  Menunggu sama halnya dengan menatikan pukul 13 di jam dinding,
Yg dimana harus menantiakn sakitnya detik demi detik yang ku lalui  yang harus menerima kenyataan bahwa ketika pukul 12 berlalu, dan waktu yg ku habiskan untuk menunggu datangx pukul 13 akan sia sia karena jarum jam dinding hanya akan kembali ke pukul 1

   Penyesalan
Itu hanya buat mereka yg menunggu namun tdk ingin hasil yg mengecewakan, 
Namun berbeda halnya dengn diriku, aku menunggu meski itu tidak jelas apa hasilnya.
Karna entah mengapa hanya dengan menunggumu saja aku sudah  merasa sangat bahagia.

  Meski banyak hal yg ku habiskan hanya untuk menunggu setidaknya aku mengerti arti sabar.
Karna orang yang berjalan lebih lambat akan melalui lebih banyauk hal, melihat lebih banyak hal dan merasakan lbih banyak hal.

Seperti halnya siang dan malam mereka di takdirkan berpasangan namun tdk untuk bersma. Namun beebeda hal dengan kita Fajar dan Senja meski banyak perbedaan namun ketika takdir Allah yg berbicara semuanya pasti akan terjadi.
All Rights Reserved
Sign up to add Menunggu Pukul 13:00 to your library and receive updates
or
#2148
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Kaesar cover
Rachel's Second Life [On Going] cover
VIENNO LAKARSYA cover
I'm Alexa cover
Lauhul Mahfudz  cover
Om Rony cover
My Maid 21+ cover
 ARGALA cover
My Little Angel  cover
FIX YOU cover

Kaesar

33 parts Ongoing

Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal. "Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak. "Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi." Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.