Story cover for Kita mampu, Hei Indonesia!! (Generasi Penerus) by RoelAzm
Kita mampu, Hei Indonesia!! (Generasi Penerus)
  • WpView
    Membaca 4
  • WpVote
    Suara 0
  • WpPart
    Bagian 1
  • WpView
    Membaca 4
  • WpVote
    Suara 0
  • WpPart
    Bagian 1
Bersambung, Awal publikasi Nov 30, 2018
Menceritakan mulai dari angan hingga fakta akan kondisi negara ini dari sisi Puisi hingga Mistis. Menjadikan anda sadar bahwa inilah negara terhebat di dunia, namun dengan lemah nya akan makna Tata Krama dan filosofi di dalam nya menjadikan Generasi Penerus Bangsa siap untuk memodifikasi nya lebih indah untuk ke depan nya.
Seluruh Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Daftar untuk menambahkan Kita mampu, Hei Indonesia!! (Generasi Penerus) ke perpustakaan Anda dan menerima pembaruan
atau
Panduan Muatan
anda mungkin juga menyukai
Tutorial Berpikir Benar untuk Pemula oleh Irwansight
51 bab Lengkap
Saat ada tsunami, kita nyari objek paling kuat untuk dipegangi. Karena kita berharap dengan memegangnya, kita bisa selamat. Saat berlayar di laut, melihat mercusuar adalah hal yang istimewa, karena dia penunjuk arah dan memberi isyarat bahwa kita sudah dekat dengan dermaga. Begitupun dalam berargumen, boleh saja kita ini awam, boleh saja kita ini bukan ahlinya, tapi kita wajib memegang referensi yang memiliki bukti valid terkait hal yang sedang dibahas, karena kita berharap adanya rasa aman setelah mengetahuinya. Kita juga bisa berargumen menggunakan referensi tersebut dengan baik tanpa emosi. Kenapa banyak orang yang tersasar di gurun lalu meninggal? Ya memang mereka kehausan dan kelaparan. Lalu apa alasan lainnya? Karena saat di gurun, mereka berpatokan pada gunung pasir tertinggi yang mereka lihat, kemudian mereka mencoba untuk menaikinya dengan harapan pandangan mereka jauh lebih luas dari sebelumnya. Tapi mereka tidak sadar bahwa sebelum sampai ke gunung pasir tertinggi itu, angin kencang telah menghembuskan pasirnya dan gunung yang dimaksudkan sudah tidak ada lagi, berpindah posisi ke tempat lain. Saat ia menuju ke gunung itu, angin berhembus kencang lagi, begitu seterusnya. Orang yang tidak bersumber pada referensi valid, ia seperti orang yang ada di gurun itu. Bedanya, orang di gurun mati fisiknya. Kalau dia, mati akalnya. Itulah gambaran yang bisa gw tulis untuk mengawali kata pengantar buku ini. Tanpa sumber referensi yang valid, kita akan terhembus kemanapun angin keributan itu berarah. Buku ini pastinya banyak kekurangan, karena ditulis oleh pemula. Karenanya, segala kritik dan saran yang membangun akan selalu ditunggu agar terpeliharanya ilmu pengetahuan yang bersih dan dapat diwariskan sebaik mungkin kepada generasi penerus bangsa (yang ga ada aplikasi tiktok di hapenya). Oh ya, gaya bahasa yang digunakan pada tiap bab akan berbeda, tergantung mood yang menyertai penulisnya.
anda mungkin juga menyukai
Slide 1 of 9
Waktu Bagian Semesta cover
Lagend Is Back S2 (The Blood Generation 2) END cover
Tutorial Berpikir Benar untuk Pemula cover
Painful Love [TAMAT] (Cacasukabebek) cover
Goes To Indonesia✓ cover
ARNWOLF (END) cover
Antara Cinta Dan Duka cover
Kisah Sang 5 Perwira  cover
Agust D cover

Waktu Bagian Semesta

77 bab Lengkap

Melihat dengan mata Mendengar dengan telinga Merasakan dengan hati Kita melihat Waktu Bagian Semesta Dunia yang penuh fana Penuh fatamorgana didalamnya