Sebagian besar petualangan yg tertuang dalam cerita ini adalah real, benar-benar terjadi. Namun sengaja aku tidak menceritakan secara detail peristiwa-peristiwa yg pernah ku alami selama mendaki karena takut mengandung unsur menjelekkan dan memperburuk nama orang, tempat ataupun suasana pada saat itu. Bacalah cerita ini sambil kamu bayangkan bahwa aku adalah kamu. Agar kamu dapat merasakan sesuatu yg belum pernah kamu rasakan.. . . Gunung tidaklah tinggi untuk didaki. Apalagi bila pendaki melibatkan Hati. Namun Hati, sering sekali tertatih ketika logika enggan tuk mengerti. Ego diri yang terlalu tinggi mampu merusak suasana hati. Suasana hati juga sangat mempengaruhi proses saat mendaki. Apalagi ketika hati sudah terjebak cinta lokasi akibat perjalanan panjang yg sulit dilewati. Proses pendakian mengenalkan dan mengajarkan kepada banyak hal, yaitu perjuangan, pengorbanan dan keikhlasan. Apalagi ketika kematian berada dekat 1 jengkal dari pandangan. Saat itu juga kamu akan sadar bahwa hidup tidak selalu tentang bersenang-senang dan menemukan bahagia. Kenapa bagiku begitu ? Karena ketika puncak / bahagia sudah ku takhlukkan, hypotermia datang menyerang. Lantas apa guna bahagia di dunia jika semua hanyalah fana ?? Kematian itu pasti datangnya..
4 parts