Menurut Hema, rasa penasaran yang memenuhi kepalanya jelas menganggu akhir-akhir ini.
Namun hal tersebut tak menjadi masalah, asal bisa memenuhi kepuasan batinnya mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan perempuan bermasalah itu.
Tetapi, semesta jelas tidak mau berjalan seperti yang Hema inginkan.
Hema akui, berada dalam lingkup perempuan itu saja dia pun tak ingin- awalnya. Semua itu ditangkis dengan kata 'atas dasar simpati', yah, siapapun tahu bahwa Hema bukanlah orang yang pandai berbohong.
Kali ini, dengan berat hati, Hema meyakinkan diri masuk ke dalam lubang masalah yang siapapun sudah sering beritahu, hal yang seharusnya dia hindari, di sana Hema percaya.
Bahwa Tuhan itu baik, karena sosok di depannya sekarang, mengenalkannya banyak arti maupun cara bagaimana melihat sudut pandang yang awalnya tak dia mengerti.
Sosok ini, Hema kenalkan sebagai kekasih yang tak sampai.