Kamu awalnya sedingin embun pagi, dan entah mengapa wajahmu bersinar seperti mentari dibenakku... Seperti bulan yang menerangi dan mewarnai malam saat mentari pergi, aku harap ada sesosok bulan yang akan menerangi dan mewarnai hidupku setelah kau pergi. Mungkin bulan itu tidak bisa sehangat dan tak seindah dirimu, tapi setidaknya dia bisa menemani malamku yang sunyi... Kamu dan aku tidak pergi tapi raga kita yang terpisah jauh. Entah bagaimana caraku untuk bertemu dengan mentariku lagi. Meskipun itu sangat mustahil rasanya... Aku harap... kita akan tetap saling mencintai meski aku harus menghabiskan sisa hidupku disini tanpa dirimu, tanpa senyumanmu itu, tanpa lelucon dan gombalan recehmu, tanpa lesung pipimu yang menggemaskan, dan tanpa motor berwarna hitam yang selalu mengantarku berkeliling melihat saat sang purnama menerpa indahnya Kota Bandung. Ya... Kota Bandung tempat bertemu dan berpisahnya 1000 pasang mata yang jatuh cinta. Aku harap kita bisa bertemu lagi meski hanya sedetik. -Aura