10 parts Ongoing Bayangannya menari di tepian cakrawala, seolah menantang realitas untuk mengakuinya. Setiap langkah yang diambil, ia menjauh-seperti fatamorgana yang mengundang, namun tak pernah dapat digenggam.
Di persimpangan antara kenyataan dan ilusi, aku mengejarnya. Apakah dia nyata, atau hanya bayangan yang dirajut oleh pikiranku sendiri? Seperti Māyā, fatamorgana dari semesta, dia hadir dalam kelam, berbisik di antara desir angin, menggoda kepercayaanku akan dunia yang kukenal.
Hatiku adalah Chakra, roda yang berputar dalam ketidakpastian, menginginkannya, merindukannya, tetapi semakin aku mendekat, semakin ia terurai seperti pasir di sela jemari. Apakah dia wujud atau hanya Smriti, kenangan samar yang dipahat oleh waktu?
Aku terus berlari dalam lorong-lorong Samsara, mengulang pencarian tanpa akhir. Jika dia hanya ilusi, mengapa jantungku berdegup seakan mengenalnya? Jika dia nyata, mengapa dunia seolah menolak keberadaannya?
Mengejar dia adalah mengejar bayanganku sendiri-sebuah misteri yang hanya bisa dipecahkan oleh keberanian untuk bertanya: apakah yang kurasakan ini nyata, atau hanya mimpi yang tak ingin terbangun?