Aku, tidak meminta lahir di keluarga seperti ini.
Keluarga yang waktunya habis, untuk jamuan makan, berbincang, dan membahas masalah kenegaraan, di negeri orang.
Kenapa aku tidak menjadi anak seorang petani saja?
Kurasa, itu lebih baik.
Mbok Yah bilang, mangan ora mangan asal kumpul.
Aku kangen rumah.
Aku kangen Kak Billy.
Sendirian membuatku berlatih lebih baik, dalam menghadapi hidup. Aku mampu menghasilkan uang sendiri, sejak duduk di sekolah menengah atas. Itu membuatku percaya diri menghadapi dunia.
Namun, ketika kenyataan dan waktu, beririsan lalu menghimpitku di dalamnya. Ternyata, aku tidak mampu berbuat apa-apa.
"Non, ketika menjadi seorang istri, maka kita telah manut sepenuhnya kepada suami. Suwargo manut, Neroko katut. Karena istri itu Siraguning Nyowo-nya suami." Entah kenapa, ucapan Mbok Yah yang hampir tidak kumengerti itu, malah menyejukkan hatiku.
Hati yang kupikir sudah tidak mampu lagi merasakan sakit. Karena, sudah terlalu banyak kekecewaan yang kurasakan.
Sedangkan pria itu, aku tidak menyukainya sejak pertama berjumpa. Sama halnya malam ini, terlebih setelah mendengar kata-katanya, tadi sore.
Aku membencinya.
Sangat.
"Kau tidak akan hamil,"
Kegiatan Abigel yang tergesa-gesa ingin meminum obat yang baru saja ia temukan didalam laci terbatuk seketika mendengar suara berat dari belakangnya. Dan___ sejak kapan pria itu berdiri disitu?
"Maksut om?"
"Saya tidak bisa punya anak,"
Wajah panik Abigel berubah kaget, jadi maksutnya pria jangkung berbadan kekar didepannya ini mengatakan bahwa dirinya tidak subur? Alias infertilitas?
What?
Dirga mendekati perempuan yang sekarang terduduk lemas dengan selimut tebal yang masih membungkus tubuhnya.
Entah karena syok akan ucapannya barusan atau baru teringat dan menyesali akan kejadian semalam, atau apapun itu ia tidak peduli.
"Kau memang tidak akan hamil, tapi Jangan sampai ada rumor yang tidak jelas, saya benci dengan scandal, kau pahamkan apa saja yang bisa kuperbuat, jadi jangan coba bermain-main lagi denganku," peringat Dirga.
Setelah meninggalkan sebuah cek bernilai ratusan juta diatas nakas. Pria itu berbalik dan pergi dari sana dengan gaya angkuh-nya.
____
Abigel menatap nanar benda yang berada ditangannya. Bagaimana bisa ucapan yang ia dengar beberapa hari yang lalu bisa semeyakinkan itu ditelinganya.
"Sekali bikin langsung jadi? Dasar om om jelek!"
"Katanya aman, gak bakal hamil,"
"Ini kok garis dua?"
____
Penasaran? Baca kuy!
18+
Revisi nunggu cerita tamat🙏