Aku sendiri, tersesat dalam kabut kehidupan. Berjalan mengikuti ke mana langkah ini mengarah.
Hingga kutemukan kilau cahaya indah dalam rumah kecil nan sederhana. Di sana ... kurengkuh kembali harapan yang sempat pupus. Memupuk balik asa yang sirna tak tersisa.
Aku, dia, mereka adalah gambaran sebuah cahaya yang meredup. Tapi, saat aku, dia dan mereka saling terikat oleh benang merah yang tak kasat mata menjadi kami.
Saat itulah ada secercah harapan untuk hidup kami yang semula redup.
Kemudian, kami terlahir kembali dari setiap sudut terkecil semesta.
Sendiri kami lemah, kecil, dan tak tahu arah.
Bersama kami perkasa, besar, dan tangguh untuk berjuang.
Demi diri sendiri dan untuk mereka yang berjuang bersama kami.
Dengarkan cerita kami yang coba menaklukan semesta demi kebersamaan berteduh di bawah atap kecil ini.
Terlahir sebagai anak pertama membuat Fares memahami penuh artinya tanggung jawab. Sejak orang tuanya berpisah, kehidupannya seolah dijungkirbalikkan. Ia berakhir tinggal hanya bersama kedua adiknya. Sebagai seorang kakak, Fares berjuang keras untuk menghidupi mereka di tengah gempuran badai yang tak pernah usai.
Fares tak pernah merasa keberatan mengemban tanggung jawab itu. Namun di suatu hari yang buruk---seburuk kabar yang baru saja ia dapatkan---Fares memilih untuk menyerah. Ia tak mampu lagi berusaha kuat, sebab nyatanya ia tengah sekarat.