SURVIVE
  • Reads 303
  • Votes 35
  • Parts 4
  • Reads 303
  • Votes 35
  • Parts 4
Ongoing, First published Dec 07, 2018
'rumah mu adalah istana mu' itu adalah sebuah kiasan yang berarti rumahmu adalah tempat yang melindungimu dari segala sesuatu layaknya istana 

namun apa jadinya jika dirumah mu itulah kau malah merasa terancam dan tidak mendapatkan perlakuan selayaknya penghuni rumah itu.

di rumah itu kau hanya di jadikan sebuah bayangan,ada namun tak dianggap.
di saat kau telah dianggap kau hanya untuk disalahkan atas masalah yang tak kau perbuat.

Tapi,beruntunglah masih ada orang yang mau menyayangi mu dengan tulus.
All Rights Reserved
Sign up to add SURVIVE to your library and receive updates
or
#6qian
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
After Graduation cover
The Qonsequences cover
Kesayangan Bunda cover
He Fell First and She Never Fell? cover
The Best Of Miracle cover
Rafa  cover
Kisah Tak Sempurna cover
antagonis wife [TERBIT] cover
𝐒oerabaja, 1730 cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.