Don't Go Today
  • Reads 146
  • Votes 21
  • Parts 1
  • Reads 146
  • Votes 21
  • Parts 1
Complete, First published Dec 07, 2018
entah apa yang sudah berubah
segala sesuatu terasa begitu dingin
tidak ada satu pun yang tahu apa yang salah
haruskah menyalahkan waktu/?
atau keadaan/?
yang pasti nya penyesalan yang selalu ada
All Rights Reserved
Sign up to add Don't Go Today to your library and receive updates
or
#24kaisoogs
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
𝐒oerabaja, 1730 cover
He Fell First and She Never Fell? cover
How To Be A Good Papa | Noren cover
Kisah Tak Sempurna cover
Fiction -sungjake✔ cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
The Qonsequences cover
Second Best [ RONY X SALMA ] cover
Kesayangan Bunda cover
After Graduation cover

𝐒oerabaja, 1730

34 parts Ongoing

"Berlarilah sejauh mungkin Dhiajeng, karena jika aku menangkapmu, salah satu kakimu akan hilang untuk selamanya." *** Dhiajeng Pratistha, seorang siswi yang dipaksa mencintai sejarah tiba-tiba terlempar pada abad ke-17, di mana masa kolonialisme sedang membangun kejayaannya. Bagaikan jatuh tertimpa tangga, sosok yang berkuasa adalah Matthias von Herhardt, karakter novel dark romance yang baru saja dia tamatkan diperjalanan menuju Surabaya. Ini bukan hanya berkisah tentang Dhiajeng saja, melainkan sosok Gubernur-Jenderal yang hidup monoton. Kehidupan serba mewah, memiliki kekuasaan tertinggi, dan sempurna. Terbiasa mendapatkan apapun yang dia inginkan, Matthias merasa buruk ketika gadis pribumi yang derajatnya rendah tidak menghormatinya dengan baik. Segala cara pun Matthias lakukan untuk membuat Dhiajeng bersujud, menangis, sampai memohon. Langit biru di bumi hijau menjadi saksi bagaimana jungkir balik Dhiajeng yang berusaha melarikan diri dan begitu pula berubahnya dunia Matthias saat merasakan sesuatu yang mereka sebut cinta. "Bagaimana? Puas bermain kejar-kejaran denganku?" ejek Matthias sembari tersenyum angkuh "Psikopat sialan, kenapa lo gak musnah aja?!" *** Peringatan : romansa gelap, dewasa, mengandung adegan yang tidak patut dicontoh! Cry, or Better Yet, Beg. © Van Ji & Solche.