Harga diri Ana jatuh pada titik terendah. Ana harus menerima kenyataan bahwa kantor baru tempatnya bekerja dipimpin oleh sang mantan. Jika hanya sekedar mantan tidak masalah, namun dia adalah sosok mantan yang pernah Ana khianati dulu. Dia adalah Saka. Keyakinan yang Ana pegang teguh sejak lama bahwa ia telah move on perlahan-lahan memudar. Saka begitu dingin, namun sikap dingin itu selalu mampu menarik perhatian Ana. Pertemuan setelah sekian tahun ini membawa Ana pada sebuah kata menyesal. Ana menyesal pernah mengkhianati Saka. Capek-capek move on dari mantan, Eh, ujung-ujungnya menikah.