Memerima lamaranmu, menikah, dan memutuskan tuk hidup denganmu kini telah menjadi pilihanku. Namun aku tidak tahu apakah keputusanku ini benar atau bahka hanya menjadi petaka dalam hubungan kita. Cintakah sebabnya ? Yah, kita pernah saling mencintai, saling membenci, saling menyalahkan, saling menyakiti. Namun tanpa sadar kita juga sama-sama saling tak mampu pergi. Jika rasa cinta itu telah dingin, maka hanya rasa membutuhkan membuat kita bertahan. Seakan cinta ini saling memanfaatkan. ~Renatha Adriandra~
Kau pernah membuatku kecewa, kau hancurkan kepercayaan, dan kau ingin pergi disaat aku sedang sayang-sayangnya terhadap dirimu. Kau berniat untuk meninggalkan, tetapi apakah kau percaya diri untuk melangkahkan kaki ? Seperti kertas yang telah diremuk, hanya tersisa gulungan kusut yang tidak bisa diperbaiki seperti semula. Kau yang memulainya, aku hanya melanjutkan sisanya. Berpaling adalah cara kita untuk saling bertahan. Dan kurasa hubungan kita seperti lingkaran, tidak bisa terlepaskan, saling berikatan meski harus sama-sama menyakitkan. ~Hamid Adam Wiratma~
Menjadi yang kedua namun selalu kau utamakan sebenarnya tidak itu yang ku inginkan. Sebab, hatiku juga menginginkanmu seutuhnya. Terkadang aku ingin tuk berada diposisi dia, yang statusnya diterima dimanapun. Sementaraku hanya berdiri dibelakangmu, tidak disampingmu. Jika hubungan kalian sudah dingin mengapa harus dihangatkan lagi ? Karna ku siap menjadi penggantinya. ~Ziecca Azexeana~
Takdir lambat mempertemukan kita. Saat kau telah dimilikinya. Dan aku pun telah terikat dengan dia, kita malah memilih bersama dibalik kediaman. Aku melihatmu bagaikan aku yang dulu. Begitu banyak alasan mengapa aku memilihmu menjadi yang pertama dihatiku. Meskipun kau menelan pahit kenyataan harus menjadi simpanan. Sampai aku kehilangan cara untuk kita terus bersama. ~Reihan Prasetian~