Pembuka Untuk Semesta Untuk Semesta. Mungkin kau bertanya-tanya mengapa aku harus menuliskan cerita ini pada buku bersampul warna biru ini. Karena bagiku cerita ini terlalu singkat bila hanya aku dan dia saja yang tahu kisahnya. Aku ingin seluruh dunia tahu tentang ceritaku, tentang caraku menemukan kebahagiaan dan penderitaan yang mendera dari sebuah pertemuan yang selalu aku syukuri pada ujung cerita ini berakhir. Untuk Semesta. Bila kau berkenan, aku ingin membagikan perasaan rindu, cinta, sakit dan bahagia ini padamu. Juga pada semua makhluk hidup yang kau miliki di muka bumi ini. Percayalah, ini bukan kisah biasa yang pernah kau temui sebelumnya. Ini tentang begitu mudahnya aku menemukan seseorang yang membuatku jatuh dan mencinta hingga terlalu dalam aku membuat kenang. Untuk semesta. Aku tak tahu kau akan bahagia atau kecewa melihat akhir cerita ini. Karena jujur saat aku menulis ini, perasaanku sedang tidak karu-karuan. Mungkin karena dia adalah satu-satunya wanita yang bisa membuatku bahagia dan terluka pada waktu bersamaan. Bila perasaanmu saat membaca cerita ini juga tidak menentu, mungkin kau sedang menjadi aku yang dulu. Bahkan aku yang sekarang! Untuk Semesta. Bantu aku menemukan jawaban tentang cinta yang rumit ini. Cinta yang membuatku menahan rindu berjuta hari dan cinta yang membuatku tak pernah berhenti berharap pada doa yang terlihat mustahil untuk dikabulkan. Dan lewat tulisan ini aku bisa menggambarkan perasaanku pada kata-kata, bukan hanya pada mimik muka. Untuk Semesta. Selamat membaca tulisan tanganku ini. Tulisan tentang bagaimana aku menemukan kebahagiaan dan penderitaan yang hingga saat ini aku rasa. Akan menjadi sebuah kehormatan bagiku bila sebelum kau membaca ini, kau mau untuk meresapi dan mencoba merasakan menjadi aku dari awal hingga akhir cerita. Untuk Semesta. Selamat membaca. Selamat mencinta. Selamat merindu. Bandung, 19 September 2023. Galang Suara Pamungkas.All Rights Reserved