Novel Terjemahan : (Memiliki Perkawinan Percobaan dengan Suami, Menuntut Upaya Ekstra)
Pada hari pernikahan, tunangannya dan temannya memiliki hubungan cinta.
Matanya redup, ia menangkap seorang pria di depan Biro Urusan Sipil. "Pengantin Anda tidak ada di sini, pengantin laki-laki saya lari, bukankah lebih baik jika kita ... menikah bersama?".
Sebelum menikah, dia berkata, "Bahkan di tempat tidur, antara aku dan kamu, tidak akan ada apa-apa!"
Setelah menikah, dia berkata, "Jangan mencoba, bagaimana kamu tahu?"
...
Mo Ting memiliki begitu banyak kekuatan, dia hanya bisa memilih wanita mana pun yang dia inginkan. Dan sebagai salah satu bujangan yang paling memenuhi syarat, cinta bukanlah prioritasnya, prioritasnya adalah untuk menghadapi tekanan dari para tetua untuk menikah.
Tiba-tiba, sebuah ide muncul di benak Tangning. Sambil melepaskan kacamata hitamnya, dia berjalan di depan pria itu dan dengan lembut menyarankan, "Presiden Mo, pengantin Anda belum tiba dan pengantin laki-laki saya telah melarikan diri ... bolehkah saya menyarankan agar kita menikah?"
[Brothership, Familyship, & Bromance Area]
[Not BL!]
.
.
.
Perlakuan kasar juga sikap acuh tak acuh menjadi landasan penyesalan mereka saat melihat tubuh itu terbaring kaku di ranjang pesakitan setelah sebelumnya di tangani oleh dokter. Satu kalimat yang keluar menyentak begitu dalam relung hati mengingat semua duka yang tertoreh pada sosok lembut itu.
"Tuan muda telah tiada."
Begitu katanya.
Sangat singkat namun kalimat itu tidak pernah ingin mereka dengar. Tidak sekali pun dalam hidup mereka.
Jika saja kesempatan kedua itu ada, maka izinkan mereka untuk menebusnya. Memberikan kehidupan lebih baik padanya yang mengulas luka penyesalan paling dalam bahkan tanpa sebuah kata.
"Mendekat lah, papa ingin mendengar detak jantung mu."
"Jangan makan makanan tidak sehat! Bawa bekal saja dari rumah."
"Jika berani bergadang, aku akan tidur sembari memelukmu hingga pagi."
"Diam saja di sana, olahraga berat tidak baik untuk tubuh mu yang lemah."
"Kenapa kalian semua bertingkah aneh seperti aku orang tua berusia seratus tahun?"
.
.
.
Bunga Hyacinth melambangkan duka, penyesalan, kecemburuan dan iri hati. Dalam mitosnya Hyacinth tumbuh dari darah seorang pemuda yang sangat di sayangi oleh Apollo dan Zephyr, dan dia terbunuh karena rasa iri Zephyr pada kedekatan antara si pemuda dan Apollo. Tetapi di sisi lain, Hyacinth juga memiliki makna pengampunan atas kesalahan orang lain.