"Pandangan bukanlah hal terindah bagiku. Pandangan... mungkin adalah anugerah, atau... mungkin kutukan? Aku tak pernah bangga akan pandanganku. Jika tuhan mengizinkan, aku lebih memilih untuk menjadi buta." gadis itu meracau dengan nada penuh keputus asaan. "Mengapa begitu? Bukankah ada terlalu banyak orang yang merasa engap dalam kegelapan yang membutakan pandangan? Lalu mengapa kamu yang sudah memiliki cahaya justru berharap melenyapkannya?" tak ada jawaban langsung dari gadis berkantung mata hitam itu. Ada jeda cukup lama karena keterdiamannya, gadis itu menoleh. Ada garis sendu di larik warna matanya yang tak lagi berbinar itu. Ia mendongakkan kepala ke arah langit yang gelap tanpa rembulan "Tapi... bagaimana, ya? Aku sendiri... sudah lama tenggelam dalam kegelapan itu." Maka setelah itu, keduanya terdiam diantara gelapnya malam yang tak berbintang.All Rights Reserved
1 part