Gelisah.Kata itu yang terfikir olehku saat kedua orang tuaku memasuki liang lahatnya.
Khawatir.Kata itu terekam sempurna dibenakku saat aku tersadar bahwa aku harus merawat Aiza, adik perempuanku seorang diri.
Saat orang tuaku meninggal maka kebahagianku bermetamorfosa menjadi kesedihan.
Kini harapanku adalah 'datangnya keajaiban' dihidupku,dan itu kutemukan saat bertemu dengannya.Seseorang yang membuatku kembali menemukan kebahagiaan,seseorang yang memberiku banyak kasih sayang,dan seseorang yang pertamakali mengenalkanku pada sebuah dimensi rasa bernama Cinta.
Hidupku kembali bermetamorfosa dengan dia,Almert Reynandha,pria berketurunan Belgia Indonesia.
Masalah hidup kulalui dengannya,masalah Cinta Kulewati dengannya,dan bersamanya kutemukan setitik momentum berharga bernamakan Pengalaman.
Ku persembahkan Kisahku disini.
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?"
Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi.
Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berjuang sendiri melahirkan anaknya tanpa suami. Menjadi ibu tunggal bukanlah hal mudah, apalagi lambat laun sang anak selalu bertanya tentang keberadaan ayahnya.
"Mommy, Al selalu doa sebelum bobo. Diulang tahun Al yang ke 5 nanti, papa pulang terus bawain Al boneka dino."
Ibu muda itu hanya menangis, seraya memeluk anaknya. Lalu bagaimana jika ternyata sang ayah juga sebenarnya menginginkan Al.