Aku degup paling ulung mencintaimu;
tak akan dibiarkan mengalir aku tanpamu
kuletakkan kau di sela-sela jantung, di tetes-tetes darah, di bening air mata, di lirih doa,
di mana-mana; kau ada.
kubiarkan kau mengalir di dalam aku
dan persetan di dalammu, aku entah, tak mengapa.
kubiarkan kau mengalir di dalam aku, bersama banjir bait puisi yang jingkrak-jingkrak diusung diksi
kau cukup menatap mataku, kau bisa membaca, ada namamu mendayu, menggeliat, menari bersama majas-majas penuh arti.
kau cukup menatap aku, ada namamu, kau tahu itu.