He Called Me, "Buluk"

Aku benci Faris Bayu Pambudi, dia selalu memanggilku dengan sebutan buluk. Aku tahu, aku jelek. Namun, kenapa harus diperjelas dengan embel-embel "Buluk". Apakah semua pria tampan menyebalkan seperti dia.

-Elina Key Anjeli-

Dari banyak perempuan hanya dia yang paling merepotkan, semua kerusuhan selalu berasal darinya. Perempuan yang jarang senyum, tak bisa dandan, selalu memasang raut wajah judes hanya satu, Elina Key Anjeli. Perempuan gila yang memberikan surat cinta kepadaku dengan inisial "Buluk". Jadi, jangan salahkan aku memanggilnya "Buluk".

-Faris Bayu Pambudi-

***

"Buluk, kau mau ke mana?" tanya Faris dengan santai.

Elina melirik dengan raut wajah dingin. "Enggak bisa ngeja ya, Mas? Nama saya Elina Key Anjeli, bukan "Buluk"!" Elina menunjukkan name tag pada seragamnya.

"Oh, saya baru tahu." Faris tersenyum penuh arti.

"Permisi," Elina pamit tanpa menengok ke arah Faris.

"Di malam itu tepat di bawah sinar rembulan, angin berembus dengan kencang, lalu kutatap sosokmu di ujung jalan begitu--"

"KAIS! I Hate you!"

"Kok marah? Saya kan sedang mengulang isi surat cinta dari pengagum rahasia saya."

"Saya bukan penggemar Mas Faris. Sudah dibilang itu surat kesalahan teknis."

"Emangnya, itu surat dari kamu, ya?"

"Bukan, dari Ciripa!"