Mereka berdua masih terdiam membisu memandangi jalan raya yang masih terlihat basah karna guyuran hujan.
Hingga akhirnya Ginal memecahkan keheningan, dengan memulai pembicaraan.
"Jadi kenapa ko bisa takut dekat dengan saya?"
"Banyak alasannya." Ujar Cacha.
"Misalnya?" Tanya Ginal seakan memaksa Cacha agar berbicara lebih banyak.
Cacha kemudian berbalik, dan melihat tajam ke arah Ginal, kemudian Ia memalingkan kembali tatap matanya ke arah jalan raya.
"Di satu sisi, sa sudah pilih untuk Hijrah. Jadi seharusnya, sa nda boleh dekat dengan laki-laki, siapapun itu." Ujar Cacha. "Tapi di lain sisi, sa nda bisa sembunyikan kalau memang ada perasaanku sama kau, semakin lama semakin besar, dan bukan hal yang mudah untuk berdiri di antara dua hal ini." Kata Cacha yang kemudian di iringi dengan butir airmata yang meleleh di pipinya. Kemudian Cacha melanjutkan.
"Sehingga kadang sa selalu bertanya dalam hati, benarkah ini Hijrah?" Katanya sembari menatap mata Ginal.
INI CERITA HAREM!!
Lauren kira hanya Maxime yang membuatnya terjebak pada gairah salah, tapi ternyata Lauren keliru.
"Kenapa mem*k kamu bisa seenak ini, Lauren?"
"Bangsat! Enak banget! Pantes Pak Maxime doyan mem*k lo!"
WARNING! CERITA DEWASA!!!
BOCIL DILARANG MENDEKAT!!