Aku tak pernah handal dalam mengungkapkan sebuah rasa,
Pun tak pernah begitu pandai menuliskan sebuah surat cinta untuknya.
Maka, izinkan aku menceritakan semua tentangnya.
Lewat sajak patah-patah,
Sampai akhirnya-yang entah sampai kapan-ia tahu bahwa dirinya selalu dicintai dengan sangat hebatnya,
Oleh diriku, yang dia panggil, Kekasih Bodoh.
Semoga tak perlu sampai selamanya,
Untuk dirinya mengetahui bahwa Kekasih Bodohnya ini,
Sudah cukup pintar untuk merawat cinta diantara mereka,
Yang kian besar tiap detik, menit, hingga kini tak terkira.
Empat Hari Sebelum Hari Jadimu di Tahun Pertama Kita,
Kekasih Bodohmu,
Ailé.