"Aku yakin cuma kamu yang bisa mengarahkan Rara, Lan."
Mengarahkan? Huh.
Awalnya Arlan tak yakin akan hal tersebut, saat itu hanya tatapan sangsi yang ia berikan pada Nabila, sahabat Rara yang bersikeras memaksanya.
Tapi tanpa ia sadari, ia terjebak akan ucapan itu sendiri. Tak lama pula ia terjebak pada pesona seorang Rara, sosok yang dulu sempat ia ragukan dan ia kesali.
Mirisnya, disaat mereka harusnya sudah menyadari perasaan satu sama lain, Rara pergi.
Dan Arlan harus rela menanggung beban rindu yang berat itu, menunggu gadis bermata birunya kembali dari Amerika.
Bertahun-tahun lamanya, akhirnya Arlan dapat bertemu dengannya lagi.
Tapi, tunggu. Gadis itu ternyata bukan Rara. Ya, ia bukan sosok Rara yang ia cari selama ini. Tapi alam bawah sadarnya meronta, meyakinkan diri sendiri kalau itu memang sosok gadis yang ia sempat cintai.
Tapi apa benar..?
Tidak, mereka jelas berbeda, sekaligus sama di sisi yang lain. Arlan tak mungkin salah mengenali gadisnya.
Atau..
"Jangan biarkan rasa rindu ngebuat lo jadi ngehalu gini, Lan."
Ya, mungkin Reza benar. Ia hanya terlalu rindu. Rindu yang mengambil alih akal sehatnya, hingga berdelusi bahwa gadis itu memang Rara.
Arlan tertawa miris.
Benarkah memang karena rindu?
.
//summary gaje, langsung baca aja dan klik vote+comment ya guys..// :9
//kritik saran diterima dengan lapang dada//
LAPAK DEWASA 21++
JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!!
Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞
Alden Maheswara.
Seorang siswa kelas 12 yang begitu terkenal di sekolah dengan sikap super nakalnya. Seorang badboy, ketua geng motor dan juga laki-laki cool yang tak tersentuh. Membenci cinta karena ia sama sekali tidak percaya dengan hal tersebut.
Akan tetapi hidupnya berubah di saat ia di jodohkan dengan gadis cantik super cerdas dan kebanggaan sekolah. dia adalah...
Alena Thalia Gerdian.
Gadis lembut, yang super ramah, cantik, cerdas dan dia adalah kebanggaan sekolah. Hidupnya nyaris sempurna. Apa lagi begitu ia menikah dengan seorang Alden, hidupnya bertambah plus-plus karena Alden sangat mencintainya selama ini.
"Kenapa menonton film seperti ini hm?" Alden menutup laptop milik Alena.
"A-Alden..." Alena gugup, ia menatap sekitar.
"Besok kita menikah sayang, aku akan memuaskan mu hm." Alden meraih pinggang Alena, salah satu tangannya lagi meremas salah satu payudara Alena.
"Ahh.. Aldenhhh..."