Aku ingin bercerita banyak hal melalui kalimat puitis layaknya seorang pujangga menjadi penulis. Tapi aku tahu batasan diriku, aku tidak mampu menjadi seperti itu. Kisah ini nyata dariku, senyata tugas menumpuk hingga dosen murka dan senyata cinta monyet yang ternyata manusia muda. Berawal dari catatan kecil memiliki majas berbalutkan diksi yang dibaliknya terdapat cerita terpendam, belum pernah dipublikasikan. Karena aku hanyalah mahluk ciptaan tuhan yang sangat naif, penakut, pesimis, pemalu, dan sebagainya. Sebagian besar dari kisah ini adalah dimana saat aku terpuruk, terjatuh, lalu menuangkan pada secarik kertas, meluapkan emosi didalamnya yang tanpa kusadari menjadi kalimat indah. Hebat, tapi menyedihkan. Seolah aku bukanlah mahluk sosial yang dapat mudahnya bercerita kepada sesama homosapien. Sebagian lain dari kisah ini merupakan hidupku yang membosankan terasa mati, atau mengenai kebahagian semu dan optimis sesaat. Tapi aku merasa puas. Lalu aku mulai membuka diri mempublikasikannya sebuah kisah dibalik puisi tersebut. Mungkin akan terlihat membosankan karena seperti buku harian pada umumnya, tapi tak apa. Aku sedikitpun tidak meminta kalian untuk membacanya, ini hanyalah curahan hati semata. Sekian dan terimakasih.