Wound in the Rain
  • Reads 35,406
  • Votes 5,394
  • Parts 23
  • Reads 35,406
  • Votes 5,394
  • Parts 23
Ongoing, First published Dec 16, 2018
Rainaryza Rinai Putri Samudra. 

Seperti namanya, ia selalu dituntut untuk menjadi peneduh bagi orang-orang di sekelilingnya, hujan. Wujudnya nyata, namun berkali-kali dihancurkan. Selalu sumringah layaknya seorang penipu mahir, padahal hatinya sedang terluka menganga.

Sejak kecil, Rain sudah terbiasa hidup dalam belenggu kepalsuan. Ia tak punya rumah, tak ada tempatnya untuk berpulang. Kedua malaikatnya telah lama pergi, berjarak, dan tak tergapai. 

"Gue cinta lo, Rain. Jangan tanya sejak kapan dan mengapa, karena gue juga enggak tahu. Ini ... di luar kendali gue."

Rain menatap datar sosok Angkasa di hadapannya. "Boleh kita bertaruh ... misalnya kita bersatu, apa akhirnya enggak akan sama seperti Ayah dan Bunda gue?" Tatapan Rain tertuju pada pemuda itu dengan remeh.

Angkasa tersenyum, setidaknya kali ini gadis itu memberi respon. "Gue enggak takut," tangkas Angkasa.

Rain yang mendengar penuturannya lantas mengedikkan bahu acuh.

Decihan terdengar dari bibir merah muda alaminya. "Cinta di mata gue itu berwarna keruh," ujarnya seraya berlalu.

"Dan gue ditakdirkan menjadi Angkasa-nya Rain, sejauh apapun lo pergi dari gue, pada akhirnya hujan tetap akan kembali ke Angkasa. Rain dan Angkasa."

Kehadiran Angkasa menjanjikan rumah untuk Rain berlabuh. Kehadiran pemuda itu menjadi titik balik bagi Rain.

Namun, saat semuanya telah terungkap, apakah Angkasa akan tetap bertahan?

© Maret 2019 by Meysa Runi
All Rights Reserved
Sign up to add Wound in the Rain to your library and receive updates
or
#912rapuh
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
MAHESA cover
I'm the Protagonist cover
FIX YOU cover
My Dangerous Junior cover
Memilih Untuk Pergi  cover
I'm Alexa cover
THEORUZ cover
Hypomone {ὑπομονή} || cover
AV cover
Kaesar cover

MAHESA

50 parts Ongoing

Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira. "Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya. "Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes. "Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas. "Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue." "Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut. "Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh. Cerita dengan konflik ringan