Namaku Aisyah, aku lahir di jakarta. Aku mempunyai seorang adik perempuan bernama Gisel. Ibuku seorang penulis begitupun dengan Ayahku.
Jakarta 27 januari 2017
Hari ini aku harus bisa melupakan kenangan lamaku saat ayah dan ibu mengajakku pindah ke Lombok. Jakarta sekarang akan menjadi masa laluku. Sebelum memasuki mobil, aku sempat tersenyum menatap bangunan tua yang selama ini menjadi tempat untuk aku, ayah, ibu, dan Gisel adikku tinggal. Aku berbalik saat tangan Gisel menyentuh tanganku. Ia tersenyum dan memintaku untuk segera masuk kedalam mobil.
"Ca, udah gak ada yang ketinggalan kan?" Aku mengangguk namun batinku tersenyum miris. Banyak yang aku tinggalkan disini bu, teman dan Bintang kekasihku. Aku tau Ibupun berat untuk pindah karena tempat itulah ia membesarkan kami anaknya, tapi karena ayah yang memaksa agar kami segera meninggalkan rumah tua itu dan tinggal dirumah baru, kami akhirnya setuju.
Gisel sibuk bermain handphone, tangannya terlihat begitu lincah memainkan permainan kegemarannya. Aku menghela nafas, entah kenapa menyentuh handphone pun tanganku begitu malas.
"Ayah sudah pilihin kamu sekolah disana" Ayah menatapku melalui spion depan. Karena tak tahu harus berucap apa, aku akhirnya mengangguk. Sekitar beberapa jam akhirnya kami sampai, Gisel tertidur begitu pulas sampai membuat ayah harus menggendongnya masuk kedalam rumah. Aku dan ibu tersenyum lalu membawa beberapa koper.
Rumahnya begitu unik dan asri, berbagai tanaman hias ada dihalaman rumah, ini sama seperti selera ibu. Aneh sekali, ayah memilih tempat dipedalaman dan hanya ada dua rumah disini, rumahku dan rumah orang yang entah siapa.
Saat aku berbalik tiba-tiba gumpalan kertas mendarat tepat didepanku. Kertas itu berwarna biru, perlahan aku menunduk untuk mengambil kertas itu, membuka dan kemudian membacanya.
Selamat datang, kau suka dengan interior rumah itu? Itu adalah ideku yang sengaja ku rancang untukmu
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 5)
ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎
______________
"Bul ayo dong mau ya, ya? Istri gaboleh nolak ajakan suami ingat kata Mommy!"
"Apasih Gar? Sehari aja gak rewel bisa?" sungguh Bulan malas sekali meladeni bayi besar ini.
"Kita bikin proyek baby triplets, biar yg satu jadi atlet basket, yang kedua jadi pesepak bola, terus yg terakhir jadi pemain volly!
☽☽☽☽
Pernah dengar kata seorang antagonis terlahir dari orang baik yang tersakiti?
Mungkin itu juga yang Bulan Nayara Ayudisha labelkan pada salah satu tokoh Antagonis berperan jahat dalam novel Fatamorgana, Sagaragas Gelano Andromeda tokoh pria yang memiliki masa kecil suram dan gelap karena dibuang kedua orang tuanya hingga mendapatkan banyak bullying dari anak sebayanya.
Siapa sangka laki-laki yang memiliki garis bekas luka diatas alisnya justru tumbuh menjadi pria dewasa dengan kepribadian keras juga dicap berhati dingin oleh semua murid SMA Amandora, sekaligus pemimpin gangster besar bernama CERBERUS yang dalam artian adalah anjing dari neraka, dibalik karakternya yang hanya muncul di akhir cerita hanya untuk menyempurnakan kedua pemeran utama.
Tujuan hidupnya hanya untuk membalaskan dendam pada setiap orang yang dulu mencelanya hingga dia diambang kematian.
Sekarang bagaimana jadinya jika Bulan memasuki salah satu peran dalam novel itu?
Peran Rembulan Marliana Amarylis Antagonis perempuan yang menjadi sebab adanya bekas luka diwajah Sagara, apakah tekadnya untuk menjauhi peran jahat dirinya akan berjalan mulus saat keduanya malah terjalin dalam satu ikatan pernikahan?