General Fiction
Cerita ini bukan hanya tentang Aarunya, perempuan berpenampilan tomboi yang memiliki cacat batin dengan segala pesonanya.
Cerita ini juga tentang tiga lelaki dengan ambisinya masing-masing dalam menjadikan perempuan itu pendamping hidup mereka. Tentang si minim ilmu hidup, si diktator pemaksa, serta si penjual kisah masa lalu.
Cerita ini juga tentang orang-orang pinggiran. Yang katanya tersingkir dari peradaban, yang katanya hidupnya hanya berjibaku dengan kemiskinan.
Cerita ini, tentang awal yang menjadi akhir, tentang akhir yang masih menjadi teka-teki, tentang sudut pandang dalam ber-opini, tentang hidup yang tidak perlu disesali.
"Aku hanya sebatas wayang, yang digerakkan lewat kata. Aku hanya sebatas masa silam, yang lebih pantas untuk dilupa." -Aarunya Saraswati-
Lalitya seorang cewek yang menganggap dirinya misanthrope (pembenci manusia) dan alien yang tidak terhubung dengan dunia. Dia enggak suka bersosialisasi dan lebih suka membaca buku. Seorang jomblo abadi yang takut jatuh cinta pada cowok yang salah, dia tidak tertarik pacaran apalagi menikah. Pertemuannya dengan Tristan, seorang backpacker Swedia ketika liburan di Thailand, membuat Lalitya berubah. Dia bertekad untuk tidak akan menyia-nyiakan hidupnya dan mengejar cita-citanya sebagai fashionpreneur. Dalam perjalanan untuk mengejar mimpinya, dia bertemu kembali dengan Kailash, cowok yang hanya boleh dijadikan teman dan enggak lebih dari itu.
Apa jadinya kalau seorang lady killer di-friendzone-in sama cewek kutu buku?
Warning!!
Take at your own risk, kalau baca ceritaku karena memang bukan untuk semua orang. Cerita ini bukan buat pembaca yang masih
terpaku pada stereotip gender. Mending kamu baca dongeng Cinderella, Cindelaras, atau Cinde yang lain. Ini slice of life. Jadi, jangan mengharapkan konflik dramatis dan alur cepat.
Cover is taken from Pinterest and credit to the rightful owner.