Tidak salah jika semua orang memiliki rasa. Hal itu sudah pasti dirasakan semua orang sejak lahir ke dunia hingga kembali kepada Tuhan. Rasa pun tak cuma satu, rasa takut, marah, gugup, malu, senang, sedih, khawatir, bahagia. Semua orang sudah pasti pernah merasakannya, namun sungguh beruntung jikalau ada orang yang hanya dianugerahi rasa bahagia dalam hidupnya, semesta pasti menyayanginya.
Bagaimana dengan rasa cinta? sayang? benci? perasaan-perasaan itulah yang utama. Perasaan paling utama yang membawa manusia untuk merasakan berbagai rasa yang lainnya.
Ada rasa yang mempertemukan, ada rasa yang menyatukan, ada rasa yang memisahkan, ada rasa yang menguatkan, hingga rasa yang menghancurkan.
Begitu bahayanya kah perasaan? Tentu saja. Bahkan cinta yang ditumbuhkan begitu kuat dan kokoh dapat dihancurkan oleh rasa "ketidakpercayaan".
Sebegitu pentingnya kah rasa percaya? Tentu sangat penting. Tetapi, ada kalanya rasa percaya tidak dibutuhkan.
Ini tentang, segala rasa yang tercipta sejak pertemuan, hingga perpisahan, sampai kehancuran.
Ella is falling apart trying to live a "perfect" high school life. Then she meets Ren, who can see past her scars. Suddenly perfection isn't her only option.
*****
Ella Volkov is a gifted music student, but she's depressed and starting to crack under the pressure of high school. Her overbearing father won't even let her choose what instrument she plays. Then she finds herself alone at a party with Ren, her best friend's crush. She'd always thought he was rude, but after that night he's all Ella can think about. Now she's trapped. If Ella dates Ren, it will ruin her friendship with Jenny. But if she stays true to Jenny, she's losing the one person who can see past her scars. It's up to Ella to decide if she will forge her own path, or stay in the "perfect" box designed for her...
Content and/or Trigger Warning: depression, anxiety, self-harm, violence, sexual assault.
[[word count: 50,000-100,000 words]]