Dari jauh Soonyoung memandang tiga makam baru yang sudah tertutupi banyak bunga dengan pandangan kosong. Bibirnya tertutup rapat. Tiga api di hidupnya telah padam. Soonyoung merasa ini semua adalah kesalahannya. Dia tidak mampu menyelamatkan siapapun dan hanya melihat kematian itu menghampiri. Kaset rusak di dalam kepala berulang-ulang menyerukan "Mengapa dia tidak ikut mati? Cakarmu tidak berguna! Apa hakmu berada di pemakaman ini?! Tidak punya malu!" Seseorang menepuk bahu Soonyoung dari belakang. Orang itu terhenyak sebentar lalu mencoba memberi kekuatan. "Ini bukan salahmu, Hoshi. Kau berhak ada di sini." Soonyoung menepis tangan itu dengan kasar merasa marah karena seseorang telah masuk ke kepalanya. "Keluar dari kepalaku!" "Aku tidak bermaksud begitu, Hoshi." "Hoshi sudah terkubur dengan yang lain!" Soonyoung pergi meninggalkan orang itu tanpa menoleh sedikitpun. Matanya berubah kuning dan 3 garis belang membentang di kedua tulang pipi. ------ Jedrik menggenggam potongan kristal yang tinggal setengah. Sebelum terbelah, kristal itu memiliki kemampuan untuk memusnahkan para mutan. Termasuk mutan yang telah membunuh keluarganya. Kini kekuatan kristal itu hanya setengah. Rencananya berantakan akibat pertarungan 2 hari yang lalu. "Sekarang apa yang akan kita lakukan, tuan?" Jedrik terdiam sebentar, "Memusnahkan mutan sebanyak mungkin dan bawa kemarin mutan duplikat itu hidup-hidup!" AU SEVENTEEN x X-MENAll Rights Reserved
1 part