Sudah lama baginya hidup sendiri di apartemen tua itu. Sesekali sambil menyapa foto yang ia letakkan di dinding. Matanya sangat redup. Rambut hitam pendeknya tampak kusut. Duduk dimeja makan dengan secangkir teh tak bergula didepannya. "Ini buruk. Aku tidak bisa seperti ini!". Katanya kesal dan menggebrak meja dengan keras. "Keluarkan aku! Kumohon! Aku hanya ingin bebas!". Ia menjerit seraya memukul kepalanya ketembok. Tetesan cairan merah mengalir dari sudut luka kepalanya. Membuatnya semakin histeris. Pemuda itu menangis meraung-raung. Warna airmatanya sudah tak bening lagi. Bercampur darah dari kepalanya. Lagi-lagi ia menjerit. Foto-foto yang disapanya kemudian menjadi korban kebrutalannnya. Ia memukulnya. Melemparkannya. Menginjaknya. Lalu memaki-makinya dirinya. Sekarang tangannya sudah kotor dengan darahnya sendiri. "Kamu tidak akan keluar dari mimpi ini. Salahmu. Kau yang menerima petaka ini.". Dari meja makan itu, didepan teh tak bergula. Hantu itu juga mengutuk dirinya