Tahukan kamu tentang luka? Bukan karena luka sayatan pisau yang mencederai anggota tubuh. Bukan pula luka karena penyakit mematikan. Tapi ini luka hati. Luka karena perangainya yang telah dirusak sedemikian rupa, namun sang pelaku dengan gagahnya seperti tak bersalah. Padahal dirinya telah mengorbankan hal yang berharga milik dirinya namun tak dianggap, dirinya bukan sesuatu yang bernilai hingga pelaku tersebut dengan ringan tangannya membuangnya layaknya sampah. Melihatnya saja pun enggan. Tak perlu lagi nangis meraung-raung bak orang kesurupan, orang sekitar pun tak akan mengerti betapa sakitnya luka itu. Cukup air mata yang jatuh secara perlahan-lahan sama halnya menunjukkan betapa sakitnya luka itu. Bahkan tak perlu tumpahan tetesan air mata, nyatanya luka itu masih menganga lebar, berdarah. Dan semua itu masih terbaca dengan jelas dari binar mata yang selalu pandai sembunyikan luka itu. Tahukah kamu, apa yang dapat menyembuhkan luka? Bukan obat yang dapat menyembuhkannya. Melainkan mati rasa akan luka itu sendiri. Ahh...diri ini mang tak pandai lagi merajut kata, mengejewantahkan menjadi kalimat yang tersirat namun memiliki beribu makna.Yang diri tahu dan kini terus di dekap di hati adalah luka itu sendiri, dan ntah sampai kapan.