Story cover for SILENT (Introvert Sequel) by MalamBersamaSenja
SILENT (Introvert Sequel)
  • WpView
    Reads 752
  • WpVote
    Votes 85
  • WpPart
    Parts 7
  • WpView
    Reads 752
  • WpVote
    Votes 85
  • WpPart
    Parts 7
Ongoing, First published Dec 30, 2018
if she is mute then I am blind - Elang



.......
Lari Elang terhenti saat ia melihat gadis yang sudah beberapa hari ini menarik perhatiannya sedang mengumpulkan bunga - bunga liar dipinggiran taman. Tangan putihnya terlihat kontras dengan pakainnya yang bernuansa gelap, tangan kanannya memegang kumpulan bunga liar kecil dan tangan kirinya bertugas untuk memetik bunga - bunga disekitarnya.

Elang ingin memotretnya, tapi ditangannya sama sekali tidak ada kamera, bukan Elang namanya jika pemuda itu  kehabisan akal, dengan cepat ia mengambil ponsel dikantong celananya dan memotret gadis didepannya. 'cekrek' bunyi kamera ponsel Elang membuat pemuda itu terkejut sampai menjatuhkan ponselnya. Elang segera jongkok dan mengambil ponselnya, saat ia menghadap ke depan Elang hanya bisa nyengir saat melihat gadis didepannya melihatnya dengan ekspresi terkejut.

"Sorry!" Teriak Elang lalu berlari kembali menuju tasnya dengan senyuman ceria. Tapi Elang bahkan tidak tau gadis yang masih mempertahankan keterkejutannya itu tidak bisa mendengar teriakannya.


.....




Akhirnya Elang kita punya cerita, bukan cuman sebagai figuran 🤣🤣🤣
All Rights Reserved
Sign up to add SILENT (Introvert Sequel) to your library and receive updates
or
#20penyendiri
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
Misi Kalisa (End) cover
VAGALDARA [TERBIT] cover
Arlan#WRDN cover
IS IT LOVE?  [On Going] cover
When Mr. Bossy Falling In Love cover
ALVANSA [Completed] cover
When Petal Bloom cover
ALRICK [TAMAT-TELAH TERBIT] cover
No Longer Mate cover

Misi Kalisa (End)

47 parts Complete

"Ngapain lo!" Suara seseorang menyadarkanku, membuatku berbalik lalu menatapnya intens. Cowok belagu lagi. "Menurut lo, gue ngapain disini?" Ucapku setelah satu detik mencoba setenang mungkin. Dia menatap langit langit perpustakaan. Lalu menatapku kembali. "Lo ngadem kan," ucapnya dingin. Dia bukan bertanya, lebih tepatnya nuduh. "Sotoy banget lo!" Ucapku ketus tapi masih kategori pelan. "Aneh aja. Cewek kaya lo meluangkan waktu di perpus, apalagi sekarang nyari buku di rak matematika," ucapnya datar. "Emang kenapa?" Sahutku mulai kebawa emosi. Dia tersenyum miring. "Nggak pantes!" Ucapnya sambil mengeja. Lalu meninggalkanku dengan tersenyum devil. "Kenzo," panggilku berhasil membuatnya menoleh. Risih banget pertama kali manggil namanya. "Keren doang ya muka lo, tapi mulut lo busuk!" Mampus lo! Sakit hati sakit hati lo. Bodo amat dah. "Jadi gue keren?" "What?" Aku shock mendengarnya. "Thanks ya," ucapnya tersenyum sekilas sebelum benar benar meninggalkanku.