Aruna percaya bahwa setiap manusia memiliki takdirnya masing-masing. Aruna percaya bahwa akan ada pelangi setelah badai menghadang. Aruna juga percaya bahwa akan datang yang lebih baik dari setiap kehilangan. Dan lagi-lagi, Aruna percaya bahwa sesuatu yang rusak masih dapat diperbaiki. Setidaknya itu yang Aruna percaya, dulu. Sebelum akhirnya sebuah badai mematahkan sayap Aruna. Tidak pernah ada pelangi, Tidak pernah ada yang datang, Tidak pernah ada yang utuh lagi. Aruna membenci dirinya karena pernah mempercayai hal-hal konyol semacam itu.