Bagi Sita, Dandun merupakan laki-laki istimewa. Dia tidak cuma berpenampilan jasmaniah menarik. Lebih dari itu, dia cerdas dan berperangai santun.
Maka, hati Sita demikian diliputi kebahagiaan meluap, manakala Dandun mengajaknya menikah.
Laki-laki apa lagi yang dia butuhkan, selain yang seperti itu? batin Sita meyakinkan diri.
Tetapi kehidupan rumah tangga yang dia harapkan serupa rajutan pelangi-kaya warna, kaya rasa, ternyata hanya menyuguhkan satu warna muram. Dandun yang dia kira akan menjadi teman hidup yang membahagiakan, justru menampilkan sikap bertolak belakang: pemarah, serba tertutup, dan sibuk dengan dunia sendiri.
Kejanggalan semakin terasa saat Sita menemukan banyak foto tak senonoh dan video mesum dalam laptop Dandun. Ditambah lagi, pesan-pesan mesra dari seseorang berwajah entah beruntunan masuk ponsel suami.
Hingga kemudian, nasib membenturkan Sita pada kenyataan pahit: memergoki perselingkuhan Dandun dengan seorang pemuda, disusul pengakuan suami bahwa dia penyuka sesama jenis!
Apa yang harus diperbuat Sita menghadapi kenyataan tersebut? Bisakah dia mewujudkan "rumahku adalah surgaku" bersama Dandun-yang tidak mencintainya dan memilih menikah semata demi orang tua? Ataukah dia dan suami harus meniti jalan berbeda, guna mewujudkan rumah idaman masing-masing?
Edgar merasa beruntung memiliki Flora sebagai kekasihnya. Tak peduli jika Flora adalah gadis nerd disekolahnya.
Hanya orang bodoh yang tak menyadari betapa sempurnanya seorang Flora Ayumi Maharani.