Seandainya dapatku mengadu ingin aku kembali. Jika saja aku bisa menikmati hujan sedikit lebih lama untuk bahagia ini, namun waktu berkata lain. Semua lenyap hanyut dalam gelap. Hanyalah kegelapan hati yang ku dapati. Ingin sedikit saja gumpalan awan itu meneteskan butiran jernih yang disinari matahari yang dapat menemaniku seperti waktu itu. Mata itu berbinar, wajah itu berseri menatapku dengan senyum ihklasnya memperhatikanku dalam bahagia. dibalik redanya hujan disitu redupnya hati dan gelapnya jiwa tak ada sedikitpun celah untuk sinar muncul membentang warna terang itu, tak ada dan kini hilang... Ingin ku kembali... Ibu... Ingin rasanya aku memelukmu lagi untuk terakhir kalinya. Tapi betapa kejamnya aku... dan, Lebih kejamnya aku..... Hanyalah gumpalan tanah ini yang dapat ku dekap tanpa hadirmu.. Aku menyesal.. Sungguh ku lakukan ini hanya untuk mu.. Bukti cintaku. Tapi salah! Semuanya salah. Ternyata bahagia bukan sebatas materi atau sekadar ucap palsuku. Tapi tindakan yang memberi keberkahan dan bahagia untukmu. Dan ketika aku selalu tetap ada disampingmu memberikan bahuku kapanpun kau butuhkan itu kebahagiaan sebenarnya yang tak pernah ku berikan untukmu. Hanya kertas merah yang ku luangkan waktuku demi memenuhi kebutuhanmu. Tapi ternyata itu hanyalah egoku, kini kertas itu hanyalah jadi abu diatas kobaran api yang mengiringi sesalku. * * *All Rights Reserved
1 part