Aku menyerunya pada bait-bait puisi indah yang kutulis dalam jurnal lama. Pelangi cerahku seringkali berubah warna menjadi hitam pekat yang melekat seiring lara dan asa yang begitu terpikat. Untuknya aku pernah mencinta sebelum semuanya tiada makna. Suatu waktu dia terasa hangat, sampai kini terasa begitu dekat. Ini bukanlah perkara yang mudah, bagaimana aku harus menjalani hari-hari melawan karismanya yang begitu rupawan, lengkung senyumnya yang menawan, dan kalimat romansa dari mulut manisnya yang tak bisa dilawan. Dilupa pergi tanpa sepatah kata, tinggalah aku seorang diri dengan kepala penuh tanda tanya. "Ini salahku? ataukah perasaannya yang sedang keliru?."