Satu gudang uang dan berlian takkan mampu membeli rasa cintaku terhadap puisi.
Kenapa ?
Karena puisi adalah aku dan aku adalah bagian dari setiap puisiku.
Hingga ia hadir, tidak menawarkan segenggam emas, tidak pula kekayaan yang belimpah.
Ia menyebutnya cinta
dan aku, menyukainya. ( Pelangi )
Dia berbeda.
Dia memandangku dengan cara yang indah.
Saat orang lain mencintaiku atas apa yang ku punya,
ia hadir mengajari ku puisi.
Ia puisi.
"Jika kau bisa hidup dalam puisi, kau takkan pernah bersedih. Sebab kau yang menentukan. Ingin bahagia seterusnya atau bahagia seperlunya" ( Bintang )