"Sampai kapan?" gumam Ify mendesis. Membungkam wajahnya dengan kedua tangan yang kini mulai basah karena air mata. Ify terduduk di tengah anak tangga karena kakinya tak sanggup lagi berjalan. Di sisi lain. "Sampai kapanpun itu, gue nggak akan pernah anggep dia ada di hidup gue." Geram Rio dalam hati. Tatkala dia melihat manik mata istrinya yang selalu terlihat lemah di depannya. Rio muak melihat itu. Sangat muak hingga ingin menghancurkannya tanpa sisa.