Orang memanggilnya GENIUS. Bukan karena itu namanya, karena bahkan mungkin tidak ada yang tahu identitas sebenarnya. Seperti panggilannya, dia genius dalam banyak hal. Mulai dari akademis, komputerisasi, invention terkini, dan jangan lupa tambahkan kemampuannya menguasai 15 bahasa. Dia bukan hanya seorang CEO perusahaan terbesar di dunia, tapi dia juga memiliki bisnis spionase, yang dipakai oleh para pejabat penting di dunia. Daebak!!!!
Dia mungkin memiliki segalanya? Tidak. Dia bahkan sebatang kara sejak ia lahir. Dia adalah keturunan terakhir dari wangsa yang tidak boleh disebutkan namanya. Dia hidup dengan hati yang beku dan hanya sedikit beruntung karena memiliki sahabat-sahabat menyebalkan yang mengatakan dirinya bagian dari kutukan konyol yang mereka bilang, 'KUTUKAN DON JUAN'.
Semua berjalan seperti biasa, sampai seorang gadis aneh membuatnya kehilangan kewarasan. Bukan karena apa yang ia punya, tapi karena kemampuan khususnya yang membuat GENIUS membencinya. Lebih dari yang seharusnya. Gelora dendam dan rasa gelitik dalam hati berperang dalam pikirannya. Rasanya ingin mati saja.
"Bunuh! Bunuh aku. Tembak kepalaku tepat di sini. Bunuh aku! Nyawa dibayar nyawa, bukan? Cepat tembak aku dan akhiri kegilaan ini. Bunuh! Tapi setelah ini, berjanjilah kau akan hidup bahagia. Lupakan masa lalu kita. Dan lupakan aku yang pernah datang dalam hidupmu."
"Berisik!"
DORR.
Adelia tidak pernah bisa menggantikan Aruna di hati Dewa. Seerat apapun ia pegang pria itu, hanya ada raganya saja. Tidak dengan hatinya.
Dewa mencintai Aruna, kekasihnya yang ia tinggalkan karena perjodohannya dengan Adelia. Dan kini melihat Aruna kembali, hatinya rapuh dan ia berharap bisa kembali dengan kekasihnya itu.
"Lepaskan aku Adel." Pinta Dewa.