Shelin benci Arven!
Menyesal seribu keturunan Shelin pernah jatuh cinta pada seorang Arveno Arsenio. Ralat, bukan pernah, karena sampai sekarang pun bisa dikatakan bahwa Shelin masih mencintai Arveno.
Walau membenci, Shelin tak pernah bisa memungkiri bahwa Arveno adalah cinta pertamanya. Satu-satunya pria yang membuat Shelin merasakan butterfly syndrom untuk pertama kalinya.
Cinta yang berakhir bahagia selalu menjadi angan-angan Shelin, tapi itu hanya terjadi di dalam dongeng, karena dongeng pun terlalu nyata untuk diwujudkan. Kenyataan tidak sebercanda itu, takdir selalu mempermainkan perasaannya, layaknya boneka.
Dan kenyataan yang paling menghancurkannya adalah,
Arveno adalah pamannya. Cinta pertamanya adalah pamannya.
Sejak awal pertemuan mereka, seharusnya Shelin menyadarinya. Seharusnya dia sadar, jadi dia tidak akan pernah merasa sehancur ini di saat dia baru merasakan arti sebuah cinta. Tapi, bukankah seharusnya Arveno tahu? Tahu akan kenyataan bahwa Shelin adalah keponakannya? Kalau begitu, kenapa Arveno tidak pernah mengatakannya?
Atau dia memang sengaja mempermainkan perasaan Shelin?
Setelah bertahun-tahun pergi, kini Arveno kembali dalam kehidupan Shelin. Untuk apa?
.
.
Sebuah pernikahan yang menyiksa bagi Kia, ia harus menikahi pria paling mengerikan yang pernah ia jumpai. Marco benar-benar pria yang tidak ada belas kasihan, dia bisa membunuh istrinya sendiri demi keinginannya sendiri, hal yang paling menyakitkan adalah saat Marco melempar tubuhnya dari lantai tiga dan yang membuat Kia tidak bisa berpikir dengan jernih adalah saat ia terbangun kembali setahun sebelum kejadian mengerikan itu.