Jennie ingin merubah hidupnya menjadi lebih baik. Oleh karena itu ia memutuskan untuk bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam di kampusnya. Dari situlah langkah awal Jennie untuk mempelajari lebih dalam tentang agama Islam. Padahal ia terlahir sebagai seorang Muslim namun tidak begitu mengenal dan tak pernah diajarkan oleh orangtuanya. Lalu ia berkenalan dengan Afdil, ketua dari organisasi tersebut. Afdil dan HMI mengajarkannya banyak hal tentang Islam. Lambat laun diam - diam Jennie menaruh hati pada Afdil. Hari demi hari berlalu, Jennie tetap konsisten untuk mempelajari Islam otodidak dan dibantu dengan teman - teman dari HMI. Hingga pada suatu hari Afdil mengatakan sesuatu kepadanya yang membuat bulu kuduknya merinding. Oleh karena ucapan dari Afdil itu, Jennie tak lagi bergabung dengan HMI. Jennie menceritakan apa yang ia alami kepada kedua sahabatnya, Sofi dan Hendri. Sofi merasa geram, terlebih Hendri. Hendri malah ingin menghajar Afdil sampai mati. Hendri memang lelaki yang cuek namun ia sangat menyayangi sahabatnya itu. Ia tidak rela bila ada yang menyentuh apalagi sampai menyakiti Jennie. Saat mereka mencapai fase yang lebih dewasa, mereka baru memahami gejolak yang mereka rasakan semasa kuliah. Rasa cinta yang tumbuh tanpa disadari, dan rasa sebatas kekaguman semata atau bahkan hawa napsu. Apa yang dikatakan Afdil kepada Jennie? Apakah Hendri selama ini mencintai Jennie? Apakah Jennie masih konsisten untuk berhijrah? Yuk baca cerita ini untuk menemukan jawabannya. Jangan lupa komen, vote dan share ya!