Dunia pesantren kerap kali dihubungkan dengan kesederhanaan. Dunia pesantren juga tak lepas dari budaya menghormati Kiai dan guru yang kental. Meskipun beberapa nilai kepesantrenan di era millenial sedikit terdegradasi, di daerah pelosok, di beberapa tempat, kita masih bisa menemui budaya-budaya khas yang langka dan cerita-cerita khas yang unik. Cerpen "Suatu Hari" adalah salah satunya. Sebagai generasi millenial yang akrab dengan gadget dan segala sesuatu yang serba logis, kisah ini mungkin terkesan fiktif, dan memang sengaja dibungkus sebagai fiktif. Tetapi sesungguhnya cerpen ini adalah kisah nyata yang disamarkan dengan tokoh-tokoh tak nyata. Cerita salah seorang Kiai di Indonesia yang berkulit hitam dan berambut panjang, yang sekarang masih ada di sekitar kita. Selamat membaca!