Cinta itu penuh dengan pengharapan. Jika tak mau merasakan apa itu pengharapan, tak usah merasakan cinta. Berani mencintai, berarti berani berharap. Berani berharap maka berani pula untuk meneguk kepahitan. Dan sungguh, sebaik-baiknya cinta, adalah cinta kepada Tuhan. Karena cinta pada manusia mengharapkan manusia, sedang cinta pada Tuhan mengharapkan Tuhan. Kau tahu, Tuhan tak pernah mengecewakan hamba-Nya. Tapi manusia adalah tempat menggantung pengharapan paling menyakitkan. Tak ada yang rumit, selama kau tak banyak harapan, dan tak banyak ekspektasi. Perjalanan menebak masa depan cinta dua orang sahabat perempuan dengan cerita cinta mereka masing-masing. Bagi mereka menyimpan perasaan akan lebih baik, daripada di umbar. Namun dilema mau tidak mau mereka rasakan. Karena rasa yang tak terungkap takkan mudah dipahami oleh yang dicintai, apalagi untuk dibalas. Akankah selamanya mereka mampu menahan dan terus memendam perasaan mereka? :')