Warning, Adult and Chick lit genres.
Setelah 6 tahun kepergian Senna ke Belanda untuk kuliah dan bekerja, Senna tiba-tiba mendapatkan undangan untuk hadir dalam acara. Acara yang digelar adalah acara bergengsi di Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, Jakarta. Senna terpaksa pulang.
Ketika kakinya menyentuh Terminal 3 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Senna dikejutkan oleh sesosok laki-laki yang mati-matian ingin ia lupakan. Senna benci mendapati laki-laki itu yang menjemputnya. Senna benci karena hatinya bekhianat dan berdebar kembali mendapati sosok itu kian mendekat kearahnya. Laki-laki jangkung itu sedikit berubah karena kian dewasa. Setelah berdiri dihadapan Senna, Laki-laki itu membuka mulutnya.
"Senna, aku hanya jemput kamu. Jam 2 siang nanti aku balik ke Surabaya. Aku nggak pernah cocok sama Jakarta. Kamu kelihatan sehat" Ucap laki-laki itu dengan kalimat terpanjang dibanding kalimat yang tiap hari ia katakan.
Ugh, Senna benar-benar ingin memeluknya sekarang.
"Langit, aku capek. Aku boleh peluk kamu?" Damn, Senna menyadari ucapannya dan mengetuk bodoh kepalanya. Sementara wajah laki-laki itu berubah keras.
As Dallas and Drayton navigate life in the spotlight, Spencer is navigating intense feelings for Nathan - her best friend's brother.
*****
Dallas and Drayton are planning their wedding, talking babies and learning how to navigate life in LA now that Drayton is a hotshot football player in the big leagues. Meanwhile, Spencer and Nathan are back at home in Colorado, coming to terms with their feelings for one another and learning how to co-parent with Grayson, the father of Spencer's daughter. Will the realities of adult life strengthen them - or will their relationships break?
[Sequel to The QB Bad Boy and Me]
[[word count: 150,000-200,000 words]]