Passed
  • Reads 430
  • Votes 44
  • Parts 7
  • Reads 430
  • Votes 44
  • Parts 7
Ongoing, First published Jan 20, 2019
Banyak makna dari sebuah pertemuan. Senyum, haru, kebahagian, akan terhatur bagi mereka yang dipertemukan pada keinginan yang tepat. 

Amarah, kesedihan, kekecewaan, luka, akan terhatur bagi mereka yang dipertemukan pada keinginan yang tidak tepat.

Begitu pula sebuah perpisahan. Seringkali seseorang salah dalam memaknai sebuah perpisahan. Kebanyakan dari mereka tidak akan memilih opsi perpisahan jika mereka akan dihadapkan oleh dua kemungkinan dengan salah satunya yang mereka anggap lebih manusiawi. Tetapi, sebagian kecil sisanya tetap memilih kata perpisahan. Karena memang itulah jalan yang harus mereka lalui untuk menuju kebahagiaan masing-masing.

Ada dua alasan mengapa seseorang memilih perpisahan sebagai jalan mereka. 

Karena mereka ingin.

Dan, karena mereka harus.

Tidak akan ada sebuah pertemuan maupun perpisahan yang dapat direncanakan. Karena memang itu sudah garis takdir dari Tuhan. Perpisahan sangat lekat dengan makna kesedihan. Tetapi, kita tidak tau lebih berat mana antara yang meninggalkan dengan yang ditinggalkan.

Jadi, mari ucapkan selamat datang pada perpisahan.
All Rights Reserved
Sign up to add Passed to your library and receive updates
or
#345seniorhighschool
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
antagonis wife [TERBIT] cover
Kesayangan Bunda cover
He Fell First and She Never Fell? cover
After Graduation cover
Rafa  cover
BABY CHANIE cover
The Best Of Miracle cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.