[SUDAH TERBIT]
TINGGAL REVISI
SINOPSIS :
[WARNING : Cerita ini mengandung kehaluan yang sangat tinggi, eh nggak deh. Kawasan dilarang baper]
Dalam cerita ini mungkin agak sedikit berbeda dengan cerita bertema ketos lainnya. Jika kebanyakan ketos menjadi idaman, lalu bagaimana dalam cerita ini?
Rahesya Adrelina Putri, atau biasa disapa Eccha. Adalah perempuan paling jutek di sekolahnya. Hobinya membaca buku. Disaat anak-anak lain tergila-gila dengan ketua OSIS, berbeda dengannya. Ia sama sekali gak berminat dengan seseorang yang bergelar ketua OSIS.
Ilham Aditya Purnama, atau biasa disapa Ilham. Merupakan Ketua OSIS di sekolahnya. Ia dikenal ramah dan aktif dalam setiap kegiatan di sekolah. Dan, (ehem) memiliki wajah yang tampan bak malaikat pastinya. Tak heran jika banyak yang tergila-gila dengannya (Termasuk author sendiri :v)
Pertemuan yang tidak disengaja antara Ilham dan Eccha, membuat Ilham langsung jatuh hati dan menjadikan Eccha sebagai target hatinya. Namun, nampaknya Eccha acuh tak acuh dengan perasaan Ilham. Malah jatuhnya ia ilfil dengan Ilham.
Kisah cinta mereka begitu rumit. Seperti menyusun ribuan kepingan puzzel. Lelah, marah, sedih, ada rasa ingin menyerah, bahagia, semua bercampur menjadi satu. Rasanya nano-nano :v
Akankah kedua kubu berbeda sifat ini dapat bersatu?
Apakah Ilham akan berhasil mendapatkan Eccha, atau menyerah karena sikap juteknya Eccha yang ngalahin Mak Lampir?
Atau
Apakah Eccha akan segera luluh dengan ketampanan Ilham, atau malah semakin jijik dan ilfil dengan sikap Ilham?
[Maaf nih, sinopsisnya emang mainstream banget. Tapi kalo baca ceritanya sampe selesai, jangan bilang gak baper. Awas aja kalo dah baca sampe selesai terus ngehujat kami sebagai penulis karena kebaperan anda!!]
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan