'Kamu seperti deretan not balok dalam partiture yang tak bisa kubaca, namun kucinta setelah dimainkan.' Terkadang, Alice ingin berteriak kepada dunia. Menganggap bahwa dunia begitu tidak adil padanya. Ia harus kehilangan kedua orang tua di usianya yang masih belia. Hanya keluarga dari sang Ayah yang mau membesarkannya. Memasuki usia lulus SMA, Alice tidak mau lagi bergantung pada Pamannya. Ia memutuskan untuk tidak kuliah dan memilih mencari uang. Alice semakin bating setir sejak tahu bahwa saudari kembarnya divonis menderita penyakit kanker, dan harus menjalani pengobatan. Mau tidak mau, Alice memutuskan untuk terjun dan bekerjasama dengan Abe dalam penyelundupan gelap barang bersenjata. Pada suatu malam yang dingin, saat Alice mendapat panggilan kerja dadakan dari Abe. Ia menemukan seorang pria tanpa identitas tergeletak begitu saja di jalanan. Merasa tidak tega, akhirnya Alice memutuskan untuk membawanya ke dalam mobil. Pakaiannya lusuh dengan penampilan seperti gelandangan. Pria itu tidak pernah mau menjawab setiap kali Alice menanyakan tentang identitasnya. Hingga suatu hari, Alice dibuat terkejut karena setelah satu minggu pria itu mau berbicara dan meminta sebuah nama untuknya. Alice memberinya nama Antares seperti yang tertulis di jaket pria itu. Bahkan, Alice tak pernah mengira jika itu adalah nama asli dari si pria yang ditemukannya secara tidak sengaja tempo hari. Alice dibuat heran dengan Antares. Pada suatu hari ia menemukan pria itu mengacak-acak rumahnya setelah mendengar Alexis bermain piano. Antares berteriak dan begitu tidak terkontrol. Bahkan dari hidungnya tiba-tiba mengeluarkan darah. Barulah Alice tahu jika ternyata Antares sedang sakit.All Rights Reserved