Banyak orang merasakan hal yang sama tentang kehidupan, kebahagiaan, maupun naluri untuk bertahan hidup. Terutama bagi mereka yang terlahir dari keluarga yang berkecukupan bahkan sesekali harus memanfaatkan sesuatu yang ada untuk bisa bertahan hidup. Cara bertahan hidup manusia jaman dulu berbeda dengan jaman sekarang dalam dunia yang penuh dengan kompetitif. Bukan bermaksud tidak bersyukur terlahir dari keluarga yang bersahaja, akan tetapi cerita ini akan menjadi kebanggaan tersendiri dan tentunya menjadi kebanggaan keluarga. Oleh karena itu, penulis merasa pentingnya membagi cerita ini sebagai kebanggaan yang dijadikan sebagai oral tradition secara turun temurun. Tulisan ini dimulai ketika penulis telah menemukan jati dirinya yang telah lama dicari. Tidak seperti membalikkan telapak tangan dalam proses penemuan jati diri. Banyak hal dilewati mulai dari menghadapi rintangan, kegagalan yang bertubi-tubi, sampai pada akhirnya telah merasakan kesuksesan dengan harapan-harapan baru. Tanpa disadari ternyata semenjak duduk di Sekolah Dasar, penulis menjadi seorang business child. Mulai dari berjualan pisang goreng, keripik singkong, es lilin, dan beberapa jenis jajanan lainnya kepada teman-teman sekolah. Inikah cara orangtua mengajarkan anaknya tentang cara memanfaatkan peluang untuk mengais rejeki ? Pertanyaan ini baru muncul setelah menemukan jati diri dan rasa terima kasih yang tak terhingga dari lubuk hati yang paling dalam untuk orangtua tercinta. Kali ini penulis mencoba menyimpan pengalaman-pengalaman unik yang bisa menjadi inspirasi sebagai rasa syukur. Minimnya pemahaman tentang bisnis lantaran bukan orang yang lulusan ekonomi, tidak menyurutkan keinginan untuk tetap bergelut di bidang bisnis. Keyakinan menjadi seorang pembisnis mulai tumbuh dan berkembang setelah membaca beberapa referensi yang kemudian diaplikasikan dengan sederhana. Maka tidak menutup kemungkinan seorang yang bukan lulusan manajemen ekonomi pun juga mampu menjadi seorang pembisnis.All Rights Reserved