Aku tak mengerti, ketika kita bertemu bahkan papasan dan mata saling bertemu kita bahkan seperti bak orang asing yang tak pernah saling membahagiakan. Tubuh dan raga ini memang seperti terkunci untuk saling menolaknya. Bahkan ia memang sengaja mengganggap pertemuan itu hal yang biasa. Sebaliknya, aku menganggap pertemuan itu kegagalan diri dari janji yang pernah terucap dari bibir ini.