Semua itu bermula sekitar kurang lebih dua tahun yang lalu. Ketika aku dan keluargaku pulang dari perjalanan menjelajah sebuah kota di Negri Tirai Bambu, Guangzhou untuk keperluan mengembangkan bisnis keluarga kami. Aku kesana dengan keluarga intiku, artinya tanpa suami dan iparku. Sekitar 2 minggu pulang dari Guangzhou, suamiku bertanya apakah aku sudah mengalami menstruasi. Ya, dia sudah sangat rindu akan keberadaan si Kecil. Ketika mengecek jadwal haid di aplikasi smartphone, baru aku sadar bahwa aku sudah terlambat hampir satu bulan. Suamiku dengan mata berbinar pergi ke apotek terdekat untuk membeli beberapa testpack. Lalu, mata berbinar penuh harap itu sungguh terbit ketika melihat garis dua pada alat test kehamilan.
Now, this journey is started..