"Mayang!!! Rista meloncat memeluk Mayang dari belakang. Mayang sampe kaget. "Gue cari
ke mana-mana, tahunya ada di gerbang."
Mayang menghel napas. "Adanya juga gue yang nyari-nyari elo. Gue lagi nungguin angkot,
tahu."
"Hai, Yang...." tiba-tiba Ariel datang, membuat Mayang kaget campur salah tingkah. Tentu
saja peristiwa ini sudah diatur oleh Rista. "Yang, lo lagi nunggu angkot, ya? Pulang sama gue
aja yuk! Gue mau main nih ke rumah lo. Di rumah lo ada Genta, kan?"
Mayang terkesima. Tubuhnya kaku karena grogi, namun jantung di dalam tubuhnya semakin
cepat berdetak. "A.....ada kok...."
Ariel mengisyaratkan agar Mayang segera menuju sedan putih yang terparkir di halaman
sekolah. Rista tersenyum.
"Tapi Rista...." Mayang memandang Rista. Rista nyengir sambil menggeleng.
"Gak pa-pa kok, Yang. Gue nunggu sendiri aja." sambil beriringan, Mayang dan Ariel berjalan
menuju sedan Ariel. Ah, Mayang serasa terbang. Seneng banget karena diajak pulang
bareng sama Ariel. Ariel!
Dari kejauhan Rista tersenyum. Lega masih dapat membuat hati sobatnya berbunga,
padahal cowok jabrik itu miliknya. Sambil menghela napas panjang, ia menghentikan sebuah
angkot.
Genta membuka pintu gerbang rumahnya.
"Halo, Yang..... Halo, Ar....," sapanya kangen, wajahnya cerah. Wah, pasangan baru, pikirnya.
"Gimana kemahnya?"
"Seru," Ariel menjawab singkat namun sepenuh hati. "Gue main ya, Gen...." Genta
mengangguk senang.
Namun wajahnya berubah heran melihat muka Mayang yang nggak ngenakin. "Lho, adikku
kok cemberut aja? Kenapa? Bad hair day?" tanya Genta asal sambil mengelus ramput
panjang Mayang yang tergerai indah. Dengan sigap Mayang menggoyang-goyangkan
kepalanya, agar tidak tersentuh jari-jari Genta.
"Jangan coba-coba megang rambut orang!"
Genta langsung bingung, apalagi ketika kemudian Mayang langsung lari masuk dengan
wajah bete. Genta memandang Ariel. "Kenapa sih adik gue, ar? Pasti ada kejadian di Cibubur
yang bikin dia sebel."